Senin, 16 Desember 2013

kurang sadar....



kalau kamu anak orang buanglah sampah pada tempatnya.

ARTIKEL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA



Komunikasi antarbudaya merupakan pertukaran pesan antara komunikator dengan komunikan yang berasal dari latar belakang budaya berbeda. Komunikator dalam komunikasi antarbudaya adalah pihak yang mengawali komunikasi, dalam artian ia memulai pengiriman pesan tertentu kapada orang lain yang disebut komunikan.Komunikan sendiri berarti pihak yang menerima pesan tertentu sekaligus menjadi sasaran komunikasi dari komunikator.
Dalam komunikasi antarbudaya, komunikasi terjadi antara dua orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Penyampai pesan adalah anggota dari suatu budaya dan penerima pesannya juga merupakan anggota suatu budaya lainnya. Karena perbedaan iklim budaya tersebut lah yang menjadi sebuah titik perhatian adalah mengenai pesan-pesan yang menghubungkan individu atau kelompok yang berbeda budaya.Perbedaan karakteristik antarbudaya antara lain ditentukan oleh latar belakang ras dan etnis, usia dan jenis kelamin, latar belakang sistem politik, kepercayaan, minat dan kebiasaan, status, kemampuan berbicara dan menulis, bentuk-bentuk dialek, dan sebagainya.
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang efektif, dimana pesan yang disampaikan penyampai (komunikator) dapat diperhatikan, diterima dan dipahami oleh penerima (komunikan) secara menyeluruh. Setiap proses komunikasi berupaya untuk mencapai keefektifan dalam berkomunikasi.
Komunikasi antar budaya terjadi bila pemakai pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lainnya. Kejadian ini untuk mengidentifikasi suatu bentuk interaksi komunikatif yang menarik yang harus memperhitungkan peranan,fungsi dan tujuan budaya dalam proses komunikasi, Dalam keadaan ini kita dihadapkan dalam suatu masalah yakni situasi dimana suatu pesan dari satu budaya harus diterapkan ke dalam budaya lainnya.
 Dampaknya, kata yang dimiliki dua orang yang berbeda budaya akan berbeda pula pemaknaan sehingga menimbulkan berbagai kesulitan dan hambatan.Jika kita telah mempelajari dan memahami komunikasi antar budaya maka kita akan dapat mengurangi bahkan menghilangkan kesulitan yang menghambat dari kedua budaya tadi.
Contohnya:  pengalaman pribadi saya yang berkaitan dengan komunikasi antar budaya, ketika saya study tour SMA di Masjid Kubah Mas Bogor saya masih banyak membawa adat – adat Jawa saya, sebab saya adalah orang Jawa Tulen, contohnya seperti bahasa Jawa yang saya gunakan masih sangat medok. Ketika saya membeli kopi , otomatis saya menggunakan bahasa jawa dengannya tanpa memperdulikan si penjual yang berasal asli dari bogor atau bukan.
            Dengan kata sebagai berikut”pak tuku kopi” lalu si penjual Cuma diam sambil melayani orang lain yang membeli. Lalu saya bertanya kepada si penjual lagi” pak kok aku ra didol-dol tho ” . Kemudian penjual ini bertanya kepadaku kenapa dik kok dari tadi berdiri disitu? Lalu saya menjawab saya mau beli kopi pak, baru di buatkan. Setalah itu saya berfikir tidak semua orang bisa berbahasa jawa.
Lain cerita apabila sebelum berinteraksi keduanya saling mempelajari tingkah laku dan cara komunikasi antar budaya antar budaya pasti tidak akan terjadi salah pengertian, makna, maksud dan tujuan saat berinteraksi.
Maka keterkaitan komunikasi hubungan antara budaya dan komunikasi penting dipahami untuk memahami komunikasi antar budaya oleh karena melalui budayalah orang bisa mengetahui banyaknya bahasa saat berkomunikasi. Pasti orang-orang memandang dunia mereka melalui kategori-kategori, konsep-konsep, dan label-label yang dihasilkan budaya yang di diami sejak ia betemapat disitu.
Dan didalam kebudayaan ada perbedaan-perbedaan yang timbul karena dampak/permasalahan dari kedua kebudayaan yang saling berinteraksi unuk kelancaran dalam memahami pemaknaan bahasa atau tingkah laku.
Ada perbedaan yang muncul dari dua budaya yang berbeda antara lain sebagai berikut:

Konsep
Budaya individualis
Budaya kolektivis
Diri
Sebagai dirinya sendiri
Sebagai bagian kelompok
Tujuan
Tujuan diperuntukan kepada pencapaian kebutuhan diri.
Tujuan diperuntukan kepada pencapaian kebutuhan kelompok
Kewajiban
Melayani diri sendiri
Melayani kelompok/orang lain.